Sebuah pesan dari sebuah kisah

 

Sebuah pesan dari sebuah kisah

Hallo asslamualaikum wr wb. Trimakasih sudah mengunjungi blog ini, dikesemapatan kali ini izinkan aku memperkenalkan diri, bagi sobat muda yang baru mampir di blog ini😊. Nadifa ariya, 18 tahun mahasiswa prodi manajemen ya dia adalah penulis blog ini hhh.

Oke aku harap jangan bosen- bosen baca tulisan aku ya karena minggu ini aku akan menuliskan sesuatu yang berbeda dari sebelumnya. Sebuah pesan dari sebuah kisah. Kali ini aku akan menuliskan kisahku tentang belajar di semester 2 bersama teman sekelas dan dan dosen gaul ku.

Sebelumnya disemester 1 aku udah pernah menambil kelas beliau, dan seperti timbul benih benih keyamanan. Biasa lah manusia kalau udah nyaman semuanya lewat hhh. Dan di semester ke dua ada kesempatan untuk menikuti kelas beliau aku pun mengambilnya dengan kespakatana bersama teman ku bernama fari aku pun megambil kelas itu, rupanya dia juga nyaman hhh.

Di pertemuan pertama kita gunakan untuk berkenalan antar teman dan desen ku ini. Beliau menyampaikan ide ide cemerlangnya yang membuat hati ku bahagia hhh, haa bikin paspor yang bener aja? Seru banget sihh. Pasti kalian bertanya tanya ambil kelas apa kok disuruh buat paspor.

Tapi beliau mempertimbangkan ide cemerlangnya tersebut karena kondisi di masa pandemi covid 19 yang tidak memungkinkan. Digantih deh yang lebih asik yaitu wawancara. Kita disuruh melakukan wawancara untuk bebeapa topik pembahasan. Seperti melakukan wawancara dengan masyarat yang beragama lain, mewawancarai guru, mencari budaya disekitar kita.

Gak cukup sampai disitu bekiau juga mengajarkan mahasiswanya untuk menyalurkan suaranya melalui tulisan tulisan, gak Cuma belajar menulis, hal ini membuat kita lebih berani mengutarakan argumen kita dan percaya kepada hasil pemikiran kita

Ammazing aku kira ini adalah hal yang sedikit ribet, tapi dengan ini aku merasa menjadi mahasiswa beneran, maklumlah lulusan 2020 belum pernah ngerasain kuliah offline. Hal itu pula yang menyadarkan aku tentang keadaan masyarakat di sekitarku.

Selalu mengajak mahasiwanya untuk selalu update masalah yang terjadi di sekitarnya, sharing, diskusi bareng. Ini yang emang ngebuat aku nyaman sama konsep pembelajarannya, beliau menyadarkan bahwa kita sebagai generasi mudah tidak boleh apatis terhadap negaranya, lingkungannya.

Inti dari 6 buan terahir aku telah menemukan banyak hal baru dan pengalaman baru melalui pembelajaran ini. Kita harus peka terhadap lingkungan sekitar kita, negara kita, toleransi, paham terorisme. Berani menyuarakan pendapat, menjadi pemda yang kritis, bangga atas hasil karya kita.

 

Pesan ku Untuk Bapak Edi Zuhri Purwanto yang pertama adalah trimakasih banyak telah menciptakan kenyamanan, yang kedua trimkasih banyak telah membantu membuka pemikiran saya, yang ketiga trimaksih banyak atas tugas yang banyak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tradisi Tradisi Grebeg Suro Majapahit