Tradisi Tradisi Grebeg Suro Majapahit
Tradisi Tradisi Grebeg Suro Majapahit
Masih pada ingatkan tentang kerajaan Majapahit yang pernah berjaya pada abad ke-13 yang tepatnya berada di Kabupaten Mojokerto. Keberadaan Kerajaan Majapahit membawa banyak kebudayaan salah satunya dengan tradisi Grebeg Suro Mojopahit
apa sih gerak tradisi Grebeg Suro itu?
Festival untuk merayakan acara Satu Suro pada kalender Saka yang dilakukan dengan karnaval dengan membawa hasil bumi, berziarah ke makam pahlawan serta melakukan pesta ludruk yang bertujuan untuk meminta permohonan dan keselamatan untuk setiap wilayah.
Sejarah
Sejarah awal mula Grebeg Suro ini sudah berlangsung sejak zaman kerajaan Majapahit di mana diadakan arak-arakan mengelilingi wilayah Majapahit untuk menghormati para leluhur. Dan bertujuan untuk meminta permohonan dan keselamatan untuk kerajaannya
Proses acara
Diawali dengan pembacaan macapat yang dilakukan oleh para pegiat seni seperti ludruk dan diakhiri dengan pentas seni wayang kulit. Keesokan harinya dilanjutkan dengan ziarah ke makam pahlawan dan bangsawan mojopahit yang berada di Mojokerto. Selanjutnya masuk ke pada acara inti diawali dengan seni Bantengan dan Reog Ponorogo. Selalu dimulai dengan kirab atau karnaval menggunakan kostum ala Kerajaan Majapahit dengan rute mengelilingi wilayah Mojokerto. Pada saat kirab atau karnaval para peserta membawa gunungan hasil bumi yang akan dibagikan atau di grebek oleh warga.
beberapa pihak yang mengikuti acara Grebeg Suro yaitu ada masyarakat mulai dari pemuda hingga sesepuh, pegiat seni dan pemerintah Mojokerto. Semua turut aktif pada kegiatan acara Grebeg Suro Majapahit ini.
Pada tahun 2019 tradisi Grebeg Suro ini di dijadikan kompetisi antar Kabupaten yang berada di Mojokerto, panitia mengadakan kompetensi kirab atau karnaval yang pemenangnya dipilih bagi yang tertib dan kreatif.
Antusias warga mulai terlihat karena banyaknya yang mengikuti kirab mulai dari pemudi karang taruna ibu-ibu PKK siswa-siswi dan Santri Mojokerto yang membawakan tema tema yang unik serta kreatif. Jauhnya jarak tempuh kirab sekitar 10 km tidak mengurangi semangat dan antusias warga.
Para Pemuda dan Pemudi karang taruna serta para siswa desa kembangringgit membawakan tema yang beragam mulai dari tema petani, profesi, santri dan ala-ala ibu kerajaan. Mereka membawa gunungan yang cukup besar yang berisi hasil bumi, seperti beras, terong sawi wortel labu semangka kacang hijau, lontong, kacang panjang untuk dibagikan kepada warga.
Pada saat grebeg hasil bumi para warga mengambil barang yang berada di pegunungan, hal dapat memperkuat solidaritas dan meningkatkan rasa syukur kepada Tuhan atas pemberiannya.
Tradisi ini masih sangat melekat di desa Kembangringgit hampir setiap tahun di desa kembangringgit mengikuti acara tersebut. Tetapi karena kendala covid-19 pada tahun 2020 acara Grebeg Suro ini ini ditiadakan.
Kesimpulan
Festival untuk merayakan acara Satu Suro pada kalender Saka yang dilakukan dengan karnaval dengan membawa hasil bumi, berziarah ke makam pahlawan serta melakukan pesta ludruk yang bertujuan untuk meminta permohonan dan keselamatan untuk setiap wilayah.
Acarara Grebeg Suro Ini merupakan budaya peninggalan Kerajaan Majapahit yang harus dilestarikan dan diketahui oleh banyak masyarakat serta anak-cucu untuk meningkatkan rasa syukur, menghormati leluhur dan memperkuat solidaritas antar masyarakat Mojokerto.
Komentar
Posting Komentar