Mengatasi perbedaan, dengan kecerdasan emosional. Bersama Ida ayund
Kehidupan kita di dunia ini yang melibatkan hubungan dengan tuhan dan manusia. Menjalin hubungan baik dengan sesama manusia merupakan salah satu implementasi yang diajarkan agama islam atau disebut juga dengan Hablum Minannas.
Melihat banyaknya konflik yan
Alhamdulillah pada 2 Februari 2021 penulis berkesempatan untuk
melakukan diskusi tentang kecerdasan emosional untuk menerima perbedaan yang
ada di masyarakat dengan Ida Ayunda, pengurus rumah ibadah pura manunggal jati
kab. Mojokerto
Indonesia merupakan negara multikultural yang memiliki banyak perbedaan. Hal ini menghasilkan pemikiran yang berbeda beda dari sudut pandang yang berbeda pula. Adanya kasus yang disebabkan dari penyimpulan pemikiran secara sepihak mengakibatkan pihak lain merasa dirugikan. Hal ini berhubungan dengan kecerdasan emosional
Contoh kasus serupa yang dialami warga tiktok, yang awalnya
mengikuti challenge bahasa dengan bahasa Mandarin tetapi pihak tersebut belum
mengerti betul Bahasa yang di ucapkan. Dan ada seorang netizen merasa bahasanya
tidak dihargai karena tidak mengucapkan dengan baik.
https://vt.tiktok.com/ZSJ8FqVeW/
Menurut Ida Ayunda dalam kasus ini diperlukan kecerdasan emosional
yang artinya seseorang bisa menerima, mengelola, berfikir dan menilai baik dan
buruk dari banyak sudut pandang serta dapat mengontrol emosi diri. Kecerdasan
emosional dan kecerdasan rohani bisa menjadi tonggak kekuatan toleransi di
masyarakat.
Hal-hal yang mempengaruhi kecerdasan emosional
1. Kondisi neorologis dan mekanisme kerja otak atau pola fikir.
2. Jenis kelamin
3. Temperamen
4. Pola asuh
5. Usia
6. Teman
7. Sekolah atau lingkungan sekitar
8. Agama
Lalu bagaimana cara meningkatkan kecerdasan emosional?
cara meningkatkan kecerdasan emosional menurut Ida Ayunda
1. bisa menerima dan mengerti bahwa banyak perbedaan di lingkungan
kita
2. Berfikir menurut sudut pandang yang lain
3. Mengelola emosi
4. Belajar berhubungan atau membaur dengan masyarakat dari
berbagai macam latar belakang
5. Menambah pengetahuan
Ketika seseorang memiliki kecerdasan emosional yang baik maka
terbentuklah toleransi. Toleransi agama maupun toleransi sosial.
Toleransi dalam agama sudah di ajarkan di Agama Islam oleh
Rasulullah dan di agama Hindu juga dimenghormati kebenaran dari mana pun
datangnya dan menganggap bahwa hakikat semua agama bertujuan sama, yaitu menuju
Tuhan, namun dengan berbagai sudut pandang dan cara pelaksanaan yang berbeda.
Prinsip toleransi antar umat beragama yaitu:
(1) paksaan dalam beragama baik paksaan itu berupa halus maupun dilakukan secara kasar
(2) manusia berhak untuk memilih dan memeluk agama yang diyakininya dan beribadat menurut keyakinan itu
(3) tidak akan berguna memaksa seseorang agar mengikuti suatu keyakinan tertentu dan
(4) Tuhan Yang Maha Esa tidak melaranghidup bermasyarakat dengan yang tidak sefaham atau tidak seagama dengan harapan menghindari sikap saling bermusuhan
Toleransi pemikiran juga penting dalam kehidupan bermasyarakat.
Toleransi pemikiran adalah kondisi dimana bisa menerima dan menghargai
Pemikiran seseorang yang berbeda atau pun bertentangan dengan pemikiran nya.
Contoh kasus di atas juga dibutuhkan toleransi pemikiran dan
kecerdasan emosional. Menjadi Netizen juga harus mempertimbangkan Pemikiran dan
niat dari seseorang yang membuat konten. Begitu pula dengan pembuatan konten
juga harus menghormati pemikiran orang lain.
[Goleman dalam (Murphy, 2006, hal. 52) dan (Karim, 2011, hal. 51)
membagi
kecerdasan emosi kedalam lima wilayah kemampuan utama :
Pertama, kesadaran diri atau mengenal emosi diri adalah mengenali perasaansewaktu perasaan itu terjadi dan kemampuan membantu perasaan diri dariwaktu kewaktu.
Kedua, pengendalian diri atau mengelola emosi, adalah menanganiperasaan agar perasaan dapat terungkap dengan pas. Misalnya kemampuanuntuk menghibur diri, melepaskan kekecewaan, kemurungan atauketersinggungan.
Ketiga, motivasi, adalah kemampuan untuk berjuang mencapai cita-citadengan sikap antusiasme, gairah dan keyakinan diri yang kuat serta berfikirpositif tentang sesuatu hal.
Keempat, empati atau mengenali emosi orang lain, adalah kemampuanmengenali, memahami perasaan orang lain dan bertindak bijaksana dalamhubungan dengan sesama. Emosi dapat dibangun berdasarkan kesadaran dirisemakin terbuka pada diri sendiri maka semain terampil dalam membacaperasaan orang lain adalah kemampuan membaca perasaan non verbal,seperti nada bicara, gerak gerik atau ekpresi wajah.
Kelima, membina hubungan, adalah kemampuan untuk memahamidan bertindak bijaksana dalam hubungan antar sesama manusia. Hatchdan Gordner, mengidentifikasi kemampuan ini mencakup kemampuanmengorganisir kelompok, merundingkan pemecahan, menjalin hubunganpribadi dan analisis sosial.
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil diskusi ini, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruhyang positif kecerdasan emosi terhadap toleransi beragama pada masyarakat.Semakin tinggi skor kecerdasan emosi yang diperoleh seseorang semakin tinggipula toleransi beragama yang dimiliki seseorang. Hasil penelitian ini memberikanpenjelasan dan penegasan tentang pentingnya kecerdasan emosi dalam kehidupan,khususnya dalam kehidupan yang majemuk seperti perbedaan suku, bahasa, etnisdan agama dalam rangka meningkatkan toleransi atas perbedaan.
Sumber:
https://vt.tiktok.com/ZSJ8FqVeW/
https://vt.tiktok.com/ZSJ8FQHTx/
https://vt.tiktok.com/ZSJ8FsCEv/
https://vt.tiktok.com/ZSJ8FV2Le/
https://vt.tiktok.com/ZSJ8Fmou9/
Komentar
Posting Komentar